Guru di Tangsel Ikuti Workshop AI, Dorong Literasi Digital di Sekolah

$rows[judul] Keterangan Gambar : Kecerdasan Artifisial ini diikuti oleh 100 guru dari sekolah negeri, sekolah Muhammadiyah, dan sekolah swasta lainnya di Kota Tangerang Selatan

Tangselmu – Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) telah menjadi kebutuhan mendasar dalam pendidikan modern. Untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan, integrasi koding dan KA dalam kurikulum sekolah dinilai sangat penting. Hal ini tidak hanya meningkatkan literasi digital dan kemampuan pemecahan masalah, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan esensial seperti berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika KA, hingga desain sistem KA.

Mengingat urgensi tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menjadikan koding dan KA sebagai salah satu program prioritas. Mendukung inisiatif ini, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPI-PDM) Kota Tangerang Selatan menggelar workshop pemanfaatan kecerdasan artifisial di dunia pendidikan untuk guru-guru se-Kota Tangerang Selatan.

Workshop yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 25-26 Juni ini menghadirkan sejumlah pakar, di antaranya Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc (AICI); Sultan Aulia (AI Educator); Nurvelly Rosanti, S.T., M.Kom (Tenaga Ahli SKM Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial Kemendikdasmen); Gunawan Trihantoro (KEAI); dan Dr. Makroen Sanjaya, M.Sos (Pakar Media Digital UMJ).

Nurvelly Rosanti, dalam paparannya, menekankan bahwa program prioritas Kemendikdasmen ini adalah upaya pemerintah menyiapkan generasi muda menghadapi masa depan. "Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial ini merupakan bagian dari penjabaran Astacita Presiden Prabowo terkait penguatan sumber daya manusia dan memperkuat iptek," jelas Nurvelly, yang juga dosen Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Ia juga mengajak para guru untuk membantu menjelaskan kepada masyarakat awam bahwa koding tidak hanya sekadar membuat program rumit. "Koding itu instruksi yang sistematis, ini merupakan langkah-langkah berpikir yang perlu ditanamkan kepada anak. Pada jenjang SD, penekanannya lebih kepada Berpikir Komputasional dan belum masuk ke Pemrograman," tutup Nurvelly.

Salah satu peserta workshop Abdullah Faqih yang juga kepala sekolah SMP Islam Cikal Harapan 1 BSD mengatakan alasannya mengikuti kegiatan workshop ini karena ingin mengetahui dan memahami proses pemanfaatan Ai karena menurutnya akan membantu dalam kebijakan sekolah.

"Melalui workshop ini saya ingin tahu seperti apa proses pemanfaatan Ai karena nantinya akan berdampak kepada kebijakan yang akan dikeluarkan oleh sekolah". Ujarnya. 

Dirinya juga berterima kasih kepada MPI PDM Tangsel karena telah menyelenggarakan kegiatan workshop untuk para Guru karena dapat bermanfaat bagi semua peserta. 

Workshop pemanfaatan Kecerdasan Artifisial ini diikuti oleh 100 guru dari sekolah negeri, sekolah Muhammadiyah, dan sekolah swasta lainnya di Kota Tangerang Selatan. Program ini terselenggara berkat kerja sama MPI-PDM Kota Tangerang Selatan dan Kemendikdasmen. [DM]

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)