Penulis : Dinar Meidiana
Surakarta - Uji Kompetensi Wartawan (UKW) menjadi salah satu pendekatan untuk membentuk dan meningkatkan profesionalitas wartawan. Anggota Dewan Pers Asep Setiawan mengatakan, jurnalis harus menjalankan tugasnya dengan profesional mengacu pada UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.
Hal itu disampaikan Asep dalam Jambore Ke-2 Media AfiliasiMu di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (24/08/2024).
“Jurnalis itu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka dari itu harus dilakukan secara profesional. Wartawan itu tidak hanya menjadi saksi, tapi juga pelaku sejarah karena ikut dalam arus sejarah. Anda menjadi saksi dan aktor yang ikut mempengaruhi,” katanya.
Akan tetapi dalam konteks meningkatkan profesionalitas, menurut dosen FISIP UMJ ini, para jurnalis dapat melakukannya dengan dua pendekatan.
Pertama, pendekatan UKW (Uji Kompetensi Wartawan). Artinya setiap jurnalis perlu mengikuti UKW untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi agar dapat membentuk profesionalitas wartawan sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Kedua, pendekatan coaching. “Para jurnalis senior agar bisa membimbing junior. Sebaiknya peningkatan profesionalitas wartawan itu tumbuh dibimbing agar akselerasinya lebih cepat,” ungkapnya.
Asep juga merekomendasikan pada Media AfiliasiMu agar membentuk jaringan media agar dapat melakukan coaching. Menurutnya, profesionalitas jurnalis akan lebih terarah melalui pembimbingan, pendampingan dan pembinaan.
Oleh karenanya, Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) menjadi salah satu yang berperan dalam mendorong peningkatan profesionalitas wartawan.
Di lingkungan Muhammadiyah, LUKW Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berperan dalam meningkatkan profesionalitas wartawan Muhammadiyah yang tergabung dalam Media AfiliasiMu.
Direktur LUKW UMJ Tria Patrianti menjelaskan, LUKW UMJ yang
merupakan lembaga uji kompetensi pertama di lingkungan PTMA dan didirikan atas dukungan PP Muhammadiyah untuk mendorong kompetensi
dan profesionalitas wartawan Muhammadiyah.
“Media yang terafiliasi Muhammadiyah harus menjadi bagian
dari potret jurnalis yang berkualitas di Indonesia,” kata Tria.
Lebih lanjut, Tria membagikan gambaran UKW yang telah
dilakukan oleh LUKW UMJ di sejumlah wilayah bersama berbagai mitra mulai dari
perusahaan, lembaga maupun organisasi.
“UKW dilakukan untuk memenuhi standar peningkatan kesadaran
jurnalis dalam mengikuti kode etik jurnalistik, standar kompetensi pengetahuan
dan keterampilan. Ini semua dilakukan secara langsung melalui simulasi seperti press
conference melibatkan orang yang bereputasi,” katanya.
Tria mengapresiasi semangat wartawan Muhammadiyah yang antusias mencari informasi dan mengikuti UKW yang digelar oleh LUKW. Terlebih pada wartawan perempuan yang jumlahnya masih lebih sedikit dari laki-laki.
LUKW UMJ menjadi penting karena Media AfiliasiMu saat ini tercatat menghimpun lebih dari 120 media dari seluruh Indonesia. Semua media itu umumnya terbentuk atas inisiatif dan semangat dari kader Muhammadiyah. Hal itu disebut Koordinator Media AfiliasiMu sebagai gerakan bottom up.
Oleh karenanya, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah sangat mendukung kiprah LUKW UMJ dalam membentuk wartawan Muhammadiyah yang berkualitas.
Sebanyak kurang lebih 100 peserta mengikuti rangkaian acara
yang digelar selama dua hari hingga 25 Agustus 2024 dengan antusias. Mereka merupakan wartawan yang berasal dari
lebih 50 media yang tergabung dalam Media AfiliasiMu.
Jambore Ke-2 Media AfiliasiMu adalah bagian dari rangkaian acara
Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah Aisyiyah 2024.
Kegiatan ini diselenggarakan atas kolaborasi Majelis Pustaka
dan Informasi PP Muhammadiyah, Lembaga Budaya, Seni dan Olahraga PP Aisyiyah, Serikat
Taman Pustaka, dan Media AfiliasiMu.
Tulis Komentar