Pimpinam Cabang Muhammadiyah Serpong Utara
Saat Nabi Zakaria mendapati Maryam yang sendirian namun tempatnya penuh makanan, maka Nabi Zakaria bertanya : dari mana semua makanan ini? Maryam menjawab : itu semua dari Allah. Tanpa beli. Makanan tiba tiba ada. Itulah tajrid. Simpelnya mendapatkan hasil tanpa usaha. Kisah ajaib ini ada dalam Al Quran. Sahih.
Di sisi lain Allah juga berfirman Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mengubah diri mereka sendiri. Nabi Muhammad SAW mematuhi perintah berhijrah (berubah) agar mendapatkan hasil berbeda. Ada hukum sebab akibat (asbab). Jelas kisah perjuangan ini terukir amazing dalam siroh nabawiyah. Berjuang itu wajib. Hasilnya berbanding lurus dengannya.
Ada PDM, PCM atau PRM yang AUM nya warisan dari periode pendahulunya. Pimpinan yang baru bukan perintisnya. AUM sudah ada. Sudah jadi. Tinggal meneruskan. Tinggal mengembangkan. Namun ada juga pimpinan yang harus membangun AUM dulu. Merintis dari nol. Kata yang pertama meneruskan dan mengembangkan lebih susah dari sekedar membangun, mendirikan dari tidak ada menjadi ada. Kata yang kedua jelas lebih susah mendirikan. Dari nol modal semangat plus merogoh kocek sendiri. Kalau AUM sudah ada tinggal mengembangkan jelas level susahnya tidak bisa dibandingkan dengan perjuangan mendirikan. Beda kondisi beda versi.
Ada sebagian tokoh mantan aktivis persyarikatan yang sudah jenuh dengan dinamika organisasi yang kadang tak terhindarkan terjadi dinamika intrik-intrik dan macam macam conflict of interest lalu minggir. Ah saya mau fokus akhirat saja gak mau lagi masuk di jajaran pimpinan, majelis atau lembaga. Biar hati tenang, ibadah khusuk dan terhindar dari berselisih dengan siapapun.
Sementara ada juga yang sangat ingin menjadi pimpinan atau ketua mejelis atau ketua lembaga. Karena persyarikatan bisa dijadikan batu loncatan untuk meraih posisi atau jabatan baik di internal maupun eksternal. Sungguh sungguh perjuangannya di persyarikatan. Tidak hanya semangat dan tenaganya namun juga koceknya mudah dirogoh untuk pembangunan AUM. Perjuangan menapaki dinamika organisasi dihadapi satu demi satu.
Ada tipe mix. Kombinasi. Orang yang sangat yakin berMuhammadiyah adalah perintah Allah. Bukan sekedar mendirikan AUM untuk gagah gagahan apalagi memanfaatkan persyarikatan sebagai batu loncatan. Pilihan berMuhammadiyah adalah kesadaran dari pemahaman memaknai *waltakun minkum ummatan yaduna ilal khoir*. Menjadi bagian dari golongan kebaikan adalah keniscyaaan. Perjuangan untuk memilih opsi sebagai bagian dari kemampuan mengubah diri lalu setelahnya berkepasrahan total karena yakin Allah yang menuntunnya.
Dinamika organisasi besar yang memunculkan berbagai jenis intrik baginya ibarat pasar besar yang terbuka bagi siapapun pasti menarik bagi penjual apapun dan juga pembeli apapun. Tak heran muncul berbagai jenis julukan kader. Ada yang dijuluki kader anak Nabi Nuh. Disuruh bapaknya naik kapal malah pede mau renang sendiri. Hanyut. Jadi anak durhaka. Kader musiman. Datangnya saat musim musywil, musyda dan musycab. Pengennya langsung jadi pimpinan. Setelahnya ogah ogahan banyak absennya.
Siapa yang menabur angin akan menuai badai. Faman yakmal mitsqola dzarrotin khoiron yaroh. Waman yakmal mistqola dzarrotin syarron yaroh. Kata kuncinya menabur dan yakmal. Menaburlah terus. Beramallah selalu. Tajridnya ibunda Maryam sejatinya juga buah dari doa serius ayahandanya bahkan plus nazar berat. Begitu pula asbabnya hijrah nabi tercinta juga semata memenuhi perintah Allah SWT. Benang merahnya keduanya tidak lepas bergantung kepadaNya melalui perjuangan dan kepasrahan. Fidza azamta fatawaqqal alallah. Agar untamu tidak lepas, Ikatlah untamu dulu dengan baik baru pasrahkan kepadaNya.
Allahu A'lam bishowab
Tulis Komentar