Mendag RI Buka Dialog dengan Rektor PTMA Soroti Kebijakan Impor

$rows[judul] Keterangan Gambar : Zulkifli Hasan menyampaikan pidato utama dan dialog bersama Rektor PTMA di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Rabu (02/10/2024). Dok. UMJ

Penulis : Humas UMJ

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE., MM., membuka ruang dialog dengan Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (02/10/2024).

Dialog itu bagian dari rangkaian acara Sumbang Pemikiran Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Rakernas Forum Rektor PTMA.

Para peserta yang terdiri dari dosen maupun pimpinan PTMA antusias memberikan pertanyaan dan masukan kepada Menteri Perdagangan RI terkait banyak hal terutama perdagangan dan ekonomi.

Mereka berharap saran dan masukannya dapat disampaikan kepada pemerintah terutama Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Sebagaimana kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian akademisi Muhammadiyah yang tergabung dalam Forum Rektor PTMA terhadap pembangunan bangsa.

Rakernas Forum Rektor PTMA ini, akan menghasilkan masukan dan saran pada Presiden Terpilih Prabowo Subianto terkait berbagai hal. Beberapa isu yang menjadi pembahasan mulai dari politik, penegakan hukum, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan ekonomi, pendidikan, hingga peran BUMN dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan UMKM.

Zulhas, sapaan akrabnya, juga menyampaikan pidato utama bertema "Mencintai dan Memberdayakan Produk Dalam Negeri: Menyeimbangkan Produk Dalam Negeri dengan Kebijakan Impor".

Pada 1983, Indonesia pernah menjadi negara paling maju di antara negara-negara lain. Saat itu, Indonesia memiliki satelit Palapa, mampu membuat pesawat terbang, memiliki industri baja, dan telah memproduksi kapal angkatan laut. Selain itu, Indonesia juga disebut sebagai negara swasembada.

Ia menegaskan bahwa Indonesia Emas menjadi tujuan seratus tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, melewati tiga kali kepemimpinan presiden. Jika tujuan ini tidak dapat tercapai, maka Indonesia akan masuk ke kategori negara berpenghasilan menengah (middle income).

Strategi untuk mencapai Indonesia Emas, selain dalam bidang politik, juga perlu mengangkat pilar-pilar Pancasila. Menurutnya, Muhammadiyah memberikan contoh nyata dalam pengamalan Pancasila dalam membangun bangsa sehingga tidak perlu ada sosialisasi lagi.

"Kami ada di jalan politik untuk memperjuangkan Muhammadiyah yang beriringan dengan kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.

Selanjutnya, Zulkifli menyampaikan tantangan dan peluang perdagangan di Indonesia, serta pergeseran ekonomi global dan mitra dagang utama Indonesia.

Editor: Dinar Meidiana

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)